Jana Pendapatan Sekarang!

Ahad, 6 September 2009

air...oh...airrrr 2


Proses pembentukan air hujan menurut al-Quran

Dialah(Allah) yang menurunkan air dari langit untuk minuman dan menyuburkan tumbuh-tumbuhan untuk makanan ternakmu. Ia menumbuhkan untukmu berbagai tanaman, zaitun, kurma, dan anggur, dan berbagai macam buah-buahan. Sungguh dalam kejadian itu terdapat bukti bagi orang yang berfikir. (QS An-Nahl [16]: 10-11)

Di antara salah satu bukti kebesaran Allah SWT adalah hujan. Turunnya bilur-bilur air dari langit ke bumi ini menjadi sumber kehidupan bagi segala makhluk. Dan hujan sesungguhnya merupakan salah satu dari unsur-unsur terpenting bagi kelangsungan hidup di bumi. Seperti dihuraikan dalam site harunyahya.com, hujan merupakan juga prasyarat bagi kesinambungan aktiviti di suatu kawasan. Hujan, yang membawa zat-zat yang penting bagi kehidupan termasuk bagi manusia, banyak termuat dalam ayat Alquran. Di dalamnya, berisi pula informasi mendasar mengenai pembentukan hujan, sifat-sifat, dan kesan-kesannya. Dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang diturunkan dengan "ukuran yang sesuai", sebagai berikut: "Ia menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai dengan ukuran, dan Kami hidupkan dengan itu daerah yang sudah mati. Demikian juga kamu akan dibangkitkan (dari kematian)." (QS Az-Zukhruf [43]: 11) "Ukuran" yang disebutkan pada ayat ini berkaitan dengan sepasang sifat hujan. Pertama, air hujan yang jatuh di bumi selalu sama. Diperkirakan, dalam satu detik, 16 juta tan air menguap dari bumi. Angka ini sama dengan curah air yang jatuh ke bumi dalam satu detik. Ini bererti bahawa air beredar terus-menerus di suatu daur yang seimbang menurut suatu "ukuran". Suatu ukuran lain yang terkait dengan hujan adalah mengenai kecepatan jatuhnya. Ketinggian minima awan mendung adalah 1.200 meter. Bila jatuh dari ketinggian ini, suatu obyek yang bobot dan ukurannya sama dengan air hujan akan semakin cepat dan jatuh ke tanah dengan kecepatan 558 km/jam.

Tentu saja, objek apa pun yang menimpa tanah dengan kecepatan itu akan menyebabkan kerusakan besar. Jika hujan yang terjadi jatuh dengan cara seperti itu, semua lahan panenan akan hancur, kawasan pemukiman, perumahan, dan kenderaan-kenderaanl akan remuk, dan mustahil bagi manusia yang berjalan-jalan tanpa perlindungan ekstra. Padahal, perhitungan ini hanya untuk awan setinggi 1.200 meter; ada juga awan mendung setinggi 10.000 meter. Air hujan dari tempat setinggi ini akan memiliki kecepatan yang amat merosak. Akan tetapi, realitinya tidak begitu. Dari ketinggian berapa pun, kecepatan air hujan hanya 8-10 km/jam kala menimpa tanah. Alasan untuk hal ini adalah bentuk istimewa yang mereka ambil.Bentuk istimewa ini meningkatkan pengaruh pemecah di atmosfera dan mencegah pemercepatan kala air hujan mencapai "batas" kecepatan tertentu. Ini belum semua "ukuran" hujan. Untuk contoh, di lapisan atmosfera tempat berawalnya hujan, suhunya bisa turun hingga serendah 400 darjah celsius di bawah nol. Namun demikian, air hujan tak pernah menjadi partikel-partikel ais. (Ini tentu saja bererti ancaman yang dashyat untuk makhluk hidup di bumi.) Alasannya adalah bahawa air di atmosfera itu air tepu. Sebagaimana yang kita tahu, air tepu sulit membeku, di suhu yang sangat rendah sekalipun.

"Dialah Allah Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan; lalu Ia membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kau lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka bila Ia menurunkannya kepada siapa saja dari hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, mereka pun bergembira ria." (QS Ar-Ruum [30]: 48)


Di dalam Alquran, terdapat banyak ayat yang mengundang perhatian pada fungsi istimewa hujan, yakni antara lain memberi kehidupan kepada negeri yang sudah mati.
"Kami menurunkan air bersih dari langit. Dengan itu Kami hidupkan negeri yang sudah mati, dan Kami beri minum segala yang Kami ciptakan, hewan ternak dan manusia yang banyak. (Surat Al-Furqaan [25]: 48-49).

Di samping menyediakan air untuk bumi, yang merupakan kebutuhan makhluk hidup yang tak terelakkan, hujan juga mempunyai pengaruh penyuburan. Air hujan yang mencapai awan setelah diuapkan dari laut mengandung zat-zat tertentu "yang menghidupkan" negeri yang telah mati. Air "pemberi kehidupan" ini disebut "air tensi permukaan". Air tensi permukaan terbentuk pada tingkat puncak permukaan laut yang oleh para biolog disebut "lapisan mikro".

Di lapisan ini, yang ketipisannya kurang dari sepersepuluh milimeter, terdapat banyak sisa organik yang disebabkan oleh polusi zooplankton dan ganggang mikroskopik. Beberapa sisa ini menyeleksi dan menghimpun dalam lubuk mereka beberapa unsur yang amat jarang di air laut, seperti fosfor, magnesium, potasium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng, kobalt, dan timah. Air yang bermuatan "penyubur ini" lantas terangkat ke langit oleh angin dan setelah beberapa saat kemudian jatuh ke tanah di dalam air hujan. Benih dan tanaman di bumi mendapati banyak garam metalik dan unsur-unsur yang esensial bagi pertumbuhan mereka di sini di air hujan ini. Peristiwa ini diungkapkan di sebuah ayat lain dalam Alquran:
"Dan Kami turunkan dari langit air yang membawa berkah, dan dengan itu Kami tumbuhkan tanam-tanaman dan biji-bijian yang dapat disemai.
(QS Qaaf [50]: 9)

Garam-garam yang jatuh dengan hujan merupakan contoh kecil unsur-unsur tertentu (kalsium, magnesium, potasium, dsb) yang dipakai untuk menambah kesuburan. Logam-logam berat yang terdapat di tipe-tipe aerosol ini merupakan unsur lain yang menambah kesuburan dalam pertumbuhan dan pemproduksian tanaman. Tanah tandus boleh dilengkapi dengan semua unsur yang esensial bagi tanaman dalam tempoh 100 tahun hanya dengan penyubur yang dicurahkan dengan hujan. Hutan-hutan juga berkembang dan makan dengan bantuan aerosol yang berbasis-laut. Dengan cara ini, 150 juta tan penyubur jatuh ke seluruh permukaan tanah setiap tahun. Jika tidak ada penyuburan alamiah seperti ini, maka tidak akan ada tanaman di bumi, dan keseimbangan ekologis akan cacat. Yang lebih menarik adalah bahwa kebenaran ini, yang hanya boleh ditemukan oleh sains modern, telah diungkapkan oleh Allah berabad-abad yang lalu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan